Segumpal tanah akhir zaman
aku cuma dari segumpal tanah
dan pancaran titisan hina dina
namun bongkak melangit
menginjak memijak asal ku
tanpa peduli apa sekali
ah persetan apa kata orang
ah periblis apa kata orang
mereka juga asal seperti ku
mereka juga topengan setan iblis seperti aku
Maha Pencipta sudah wahyukan
aku dan kita khalifah bumi ini
ayuh kita perlaku sewenang wenang
apa peduli orang lain
ini pemberian Maha Pencipta pada aku kita
bukan pada sang Nur yang akur
bukan pada sang Api yang membantah
Sang Api begitu cinta aku kita
Sang Api begitu kasih begitu sayang
Sang Api bisikan nya berapi hawa
Sang Api hembusnya syahwat
Sang Api rengeknya alpa
Sang Api ilhamnya nikmat
Naskah itu sudah lama aku pinggirkan
sudah lusuh balut bungkus
tiada gentar lagi mendengar amarannya
namun terhibur dengan alunan dari isi nya
Kata Sang Api pada aku kita
Naskah itu kuno tiada maju nya
naskah itu belit bebas mu
naskah itu hanya ugut aku kita
dan kita percaya pada Sang Api
Dan aku lhat sekeliling ku
turunan gumpal tanah titis hina dina
makin berbapakan Sang Api
berlakikan sang Api
berbinikan sang Api
bertuhankan Sang Api
Mari ikut wahyu Sang Api
mari bontoti fatwa sang Api
ayuh kalian zinalah
ayuh kalian adu nasiblah
ayuh tonggoklah air kencing sang api
ayuh buang anak pada sang anjing
ayuh makan daging saudara kamu
ayuh rasuah semahu kamu
ayuh makan harta si yatim yang bingung
ayuh maki hamun ibu ayah kamu
ayuh rampok saja harta rakyat
Mari ingat pesan Sang Api
apa guna kamu solat
apa untung kamu berpuasa
ngapa membazir utk ke Makkah
beratkan diri dari sedekah
Hei aku kamu
kan di Naskah lusuh sudah berjanji
pintu taubat masih terbuka
Maha Pencipta tak pernah mungkir
Pembawa Khabar tak pernah berbohong
Ayuh kita ikut Sang Api
kita taubat saja kemudian
dan sang Api menggosok belakang aku kita
kata nya ya aku kamu akan sempat bertaubat
itu aku janji kata sang Api
sambil menoleh tersenyum dan mengenyit sebelah mata nya.
tokasid
duriantunggal
10ogos2010
@5.00pm